Selamat Datang..!!!

Blog ini ditampilkan untuk para hobiis ikan cupang (betta.sp) dimanapun anda berada khususnya wilayah batam dan sekitarnya. Disini akan kita kupas tuntas segala sesuatu mengenai ikan cupang (betta.sp) ini mulai dari asal-asul, pemijahan dan cara perawatan yang baik dan benar.Betta.SP, adalah salah satu spesies yang sangat unik dan perlu dilestarikan serta dikembangkan. Mari kita bergabung untuk saling memberikan informasi seputar ikan cupang ini.


Selamat Bergabung
Batam Betta Club

Kamis, 31 Juli 2008

BETTA RUBRA


Betta rubra ditemukan pada bulan Februari 2007, oleh Dominito Danand Jaya. Betta rubra sebulumnya sudah pernah ditemukan, tapi belum mempunyai foto betta rubra yang hidup, Betta rubra ditemukan di Sumatra di bagian barat aceh.
Betta rubra hidup di daerah hutan rawa. Air tempat betta rubra hidup; air hitam. PH 6.0 sampai 6.5. suhu normal 23c sampai 28c Betta rubra hidup berdampingan dengan rasbora dan channa.
Betta rubra berwarna merah gelap. Jantan betta rubra mempunyai warna lebih jelas dari pada betina. Jantan betta rubra mempunyai beberapa garis vertical berwarna merah di tubuhnya. Ukuran tubuh betta rubra paling besar yang ditemukan 6 cm. Betta rubra berkembang biak dengan cara menyimpan telur/ anaknya di dalam mulut.

Betta mahachai, cupang alam yang berasal dari kota

Oleh: Joty Atmadjaja

Mahachai, nama sebuah kota kecil 28 km sebelah barat Bangkok, Thailand. Namun kota ini tidak kita temui dalam peta Thailand modern karena oleh Raja Rama IV telah diubah menjadi Samut Sakhon. Di kota kecil inilah ditemukan pada tahun 2001 cupang jenis mahachai mengabadikan nama kota tersebut.Betta mahachai merupakan cupang yang berpijah dengan membuat sarang busa (bubblenester) berwarna hijau metalik alami dengan bentuk tubuh lebih panjang dari betta splendens dan berpenampilan fisik seperti betta smaragdina namun mirip betta imbelis dalam perilakunya. Betta mahachai disebut-sebut sebagai cikal bakal warna metalik pada betta splendens sekarang, sebagai hasil silangan kedua jenis betta ini. Dan bagi penggemar cupang aduan mahachai memiliki ketahanan dan kelengkapan pukulan yang luar biasa.Adalah Nonn Panitvong, Akkapol Wisitchainont dan Arthit Prasartkhul yang menemukan Betta mahachai pada bulan Oktober 2001. Lokasinya dirawa-rawa yang banyak ditumbuhi oleh pohon nipah (Nypa fruticans) sekitar kota Samut Sakhon. Keberadaannya sangat mengkhawatirkan karena habitatnya berada disekitar rawa-rawa yang kotor penuh dengan limbah daerah industri. Betta mahachai dapat bertahan dalam jumlah yang sedikit dan perlu dilestarikan dari kepunahan karena perkembangan kota dan industri yang mendesak keberadaannya. Sejak mahachai ditemukan permintaannya meningkat dari dalam dan luar negeri sehingga banyak orang yang datang ke tempat lokasi pertama ditemukan untuk mendapatkannya. Hampir setahun kemudian lokasinya telah berubah dan mahachai sulit ditemukan pada habitat aslinya. Perkembangan industri dan perumahan telah mempersempit habitatnya.Menurut penduduk lokal disana mereka telah memelihara mahachai sejak seratus tahun yang lalu sebagai cupang adu. Mereka memelihara mahachai dengan cara melepaskan indukan di alam dan lokasinya dirahasiakan agar tidak diketahui oleh pesaingnya. Agar mahachai memiliki kualitas adu yang lebih baik mereka melepas induk cupang adu terbaiknya, baik itu splendens, smaragdina maupun imbelis ke habitat mahachai agar dapat dihasilkan cupang adu silangan yang lebih berkualitas. Setelah ratusan tahun perilaku demikian, dihasilkan mahachai yang dikenal sekarang ini.Betta mahachai adalah species betta splendens complex yang hingga saat ini belum diklasifikasi secara resmi karena masih dipelajari apakah memang suatu species yang unik atau merupakan sub-species atau hibrid dari betta splendens yang ada di alam karena keberadaannya dekat dengan kota dan ada orang yang melepas cupangnya dialam dan berkembang biak dengan spesies lain yang sudah ada dan membentuk hibrid jenis baru. Namun keunikan warna metalik ditubuh dan siripnya telah mampu membuat “revolusi” warna pada cupang hias yang kita jumpai sekarang. Asal mula warna copper yang menjadi dasar warna-warna metalik diperkirakan adalah hasil silangan dengan betta mahachai. Maka munculah saat ini cupang-cupang hias, warna platinum, emas, biru mask, hijau mask hingga warna kombinasi yang dinamakan “dragon” yang berasal dari warna metalik ini.Ciri-ciri fisikMahachai jantan memiliki warna metalik yang lebih cerah daripada betinanya, dibandingkan betta splendens dan smaragdina tubuh mahachai lebih panjang dan lebih besar. Diperkirakan mahachai merupakan spesies yang terpanjang dan terbesar pada betta splendens complex. Tubuhnya sedikit berbeda dengan betta splendens karena membungkuk menyerupai dolphin yang akan semakin kentara saat dewasa. Bentuk ekor lebih menyerupai sekop dan pada umumnya memiliki mata merah. Mahachai sangat mudah stress dan melompat dari aquarium terlebih apabila hidup sendirian. Dalam pemeliharaan mahachai sebaiknya bersama-sama dalam satu aquarium dengan diberikan daun ketapang yang kental dan tanaman air atau tempat untuk persembunyian agar mahachai lebih tenang. Mahachai tidak terlalu agresif dan mudah berkelahi seperti imbelis atau betta splendens apabila ditempatkan bersama-sama.PemijahanSelayaknya spesies betta splendens lainnya betta mahachai berpijah dan berkembang biak dengan membuat sarang busa. Ketinggian air saat pemijahan pun sama. Berbeda dengan splendens sarang busanya relatif kecil. Induk betina dapat ditinggalkan didalam tempat pemijahan karena induk jantan tidak akan mengusir betinanya ataupun memakan anaknya. Pemijahannya relatif lebih mudah dilakukan.Dalam kontes yang diadakan di Taman Mini Betta Show 2008 yang diadakan di Taman Aquarium Air Tawar tanggal 19-20 April 2008 untuk pertamakalinya di Indonesia mahachai dikonteskan dalam kategori wild betta small bublenesters dan mendapatkan juara pertama. Besar dan keindahannya membuat mahachai banyak disukai oleh hobbies cupang alam.

(Dimuat dimajalah Dfishes edisi 12, Mei - Juni 2008)

TEKNIK MEMPRODUKSI IKAN BETTA JANTAN

1. PENDAHULUAN
Ikan Betta atau dengan sebutan populer ikan cupang (Betta Splendens) merupakan salah satu ikan hias yang mempunyai nilai komersial, baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Sebagai ikan hias yang gemar berantem, mempunyai penampilan yang menarik yaitu mempunyai sirip yang relatif panjang dengan spektrum warna yang bagus sedangkan pada ikan betta betina penampilannya kurang menarik, karena siripnya tidak panjang dan warnanya pun tidak cerah sehingga pada ikan betta, jenis kelamin jantan lebih tinggi dibanding jenis kelamin betina. Dengan dasarnya itulah diperlukan upaya memperbanyak produksi ikan Betta jantan, yang dapat dilakukan secara masal.
2. Teknik Pemijahan dan Produksi
Pada induk jantan yang matang gonad warna siripnya lebih cerah sedang pada induk betina perutnya membuncit dan secara transparan, telur pada saluran pengeluaran dapat terlihat.
Pada prinsipnya pemijahan dilakukan secara berpasangan dalam setiap wadah yang terpisah (akuarium, ember atau dalam kotak-kotak yang ditempatkan didalam bak). Sebelum dicampurkan induk betina dimasukkan dalam botol agar tidak mengganggu jantan dalam membuat sarang busa. Sarang dibuat dengan cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya ke bawah permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Proses ini berlanjut berjam-jam dengan sesekali berhenti untuk makan.
Bila sarang telah siap, induk betina dikeluarkan dari botol, dicampurkan dengan jantan agar dapat memulai pemijahan. Pada saat pemijahan tubuh jantan menyelubungi induk betina membentuk huruf " U " dengan ventral saling berdekatan selama + 1 menit sampai mengeluarkan telur yang segera dibuahi sperma. Telur perlahan tenggelam dan akan segera diambil oleh induk jantan dengan mulutnya untuk selanjutnya diletakkan disarang busa. Proses pemijahan berlangsung selama + 1 jam dengan 20-25 tahap pemijahan yang sama. Ketika aktifitas pemijahan berakhir, induk betina dipindahkan dari tempat pemijahan untuk dikembalikan ke tempat pemeliharaan induk, namun sebaiknya lebih dulu dimasukkan dalam larutan metyline blue 2 mg/liter selama 24 jam untuk mengobati luka yang mungkin ada setelah pemijahan. Sedang induk jantan tetap pada wadah pemijahan untuk merawat dan menjaga telur sampai menetas. Dalam setiap kali pemijahan diperoleh telur sebanyak 1000-1500 butir. Selanjutnya pemeliharaan larva dan pendederan serta pembesaran dapat dilakukan pada wadah berupa bak tembok dengan pakan berupa cacing Tubifex sp. atau Chironomus sp. untuk siap dipasarkan.
3. Teknik Memperbanyak Ikan Betta Jantan
Ikan betta jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan sirip-sirip yang lebih panjang dibanding ikan betta yang betina. Oleh karena itu ikan betta jantan lebih diminati konsumen dan mempunyai nilai komersial yang lebih tinggi dibanding yang betina. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan teknik memperbanyak produksi ikan betta jantan dalam setiap kali pemijahan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian hormon androgen pada masa diferensiasi kelamin.
Teknik pemberian hormon tersebut adalah dengan cara meremdam telur ikan betta pada fase bintik mata ( + 30 jam setelah pemijahan ) kedalam larutan hormon 17 Alpa metiltestosteron dengan konsentrasi 20 mg/liter air selama 8 jam. Pembuatan larutan hormon tersebut adalah dengan cara melarutkan hormon sebanyak 20 mg ke dalam 1 ml alkohol 70 % dan selanjutnya dimasukan keair yang akan dipakai merendam sebanyak 1 liter.
Telur hasil perendaman dimasukkan kembali kedalam wadah yang berisi air dengan diberi larutan metyline blue untuk mencegah timbulnya jamur dalam proses penetasan. Tahap selanjutnya sama dengan prosedur pembenihan ikan betta sampai berumur tiga bulan untuk dapat dibedakan jenis kelaminnya. Diharapkan dengan pemberian hormon steroid tersebut dapat memperbanyak ikan betta jantan sampai dengan 95 % dalam setiap pemijahan.